BOY RAJA P. MARPAUNG, SH & REKAN

  • Alamat dan Kontak Kantor Hukum BOY RAJA P. MARPAUNG, SH dan REKAN

    -
  • KARTU NAMA BAPAK BOY RAJA MARPAUNG, SH

  • This is default featured slide 4 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

  • This is default featured slide 5 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selasa, 11 Februari 2014

Instrumen Penelitian Etnografi



Oleh Wina Khairina[1]


[1] Lampiran Tesis Wina Khairina, Konfik Agraria Desa Pergulaan VS PT. London Sumatera Indonesia Tbk, Tesis, sekolah Pasca Sarjana Antropologi Sosial, UNIMED, 2013, tidak di terbitkan. Disarikan dari Spradley, James, 1997. Metode Etnografi, Yogyakarta, PT. Tiara Wacana Yogya.



Terdapat 12 langkah didalam penelitian etnografi. Kedua belas langkah tersebut diuraikan dalam langkah berikut :
  1. Langkah ke 1; Menetapkan Seorang Informan.
Menentukan informan awal secara langsung sebagai informan kunci. Seorang informan kunci yang baik memiliki prasyarat (1) enkulturasi penuh didalam masyarakat, (2) keterlibatan langsung, (3) suasana budaya yang tidak dikenal, (4) waktu yang cukup, (5) non analitis. Tidak semua informan yang diwawancarai akan memenuhi prasyarat tersebut, namun seorang informan kunci harus memiliki kelimanya.

  1. Langkah ke 2; Melakukan Wawancara Dengan Informan.
Wawancara etnografis merupakan peristiwa percakapan (speech event) yang khusus. Ciri-ciri wawancara etnografis adalah :
(1)   Tujuan Eksplisit, arah wawancara yang disampaikan oleh etnografer kepada informan. Dengan adanya tujuan dan arah ini, maka percakapan cenderung lebih formal, etnografer dapat mengontrol pembicaraan sehingga temuan terhadap budaya informan bisa dilakukan.
(2)   Penjelasan etnografis, diantaranya (a) penjelasan tujuan proyek penelitian penggalian budaya, (b) penjelasan perekaman wawancara baik tulisan maupun digital, (c) penjelasan bahasa asli, mendorong informan  mengunakan suasana budaya informan sendiri, (d) penjelasan wawancara, terkait model wawancara yang akan dilakukan, misalnya pembuatan peta, menseleksi istilah dalam kartu, dll, (e) penjelasan pertanyaan yang digunakan.
(3)   Pertanyaan etnografis, terdiri dari (a) pertanyaan deskriftif, adalah pertanyaan yang minta informan menjelaskan/mendeskripsikan tentang suatu topic tertentu,  (b) pertanyaan structural yaitu pertanyaan yang memungkinkan etnografer untuk menemukan informasi domain unsure-unsur dasar dalam budaya seseorang, (c) pertanyaan kontras, digunakan untuk menemukan perbedaan antara berbagai objek atau topik maupun peristiwa didalam dunia informan.

  1. Langkah ke 3; Membuat Catatan Etnografis.
Catatan etnografis meliputi catatan lapangan, alat perekam, gambar, artefak, dan benda lain yang mendokumentasikan suasana budaya yang dipelajari. Catatan etnografis ini diambil dari berbagai peristiwa yang terjadi didalam masyarakat dalam suatu periode tertentu, yang meliputi  berbagai tanggapan informan  terhadap etnografer dengan berbagai pertanyaan, tes dan perlengkapannya. Pembuatan catatan etnografis melalui proses dari penemuan etnografis, ke membuat sebuah catatan etnografis, dan kemudian melakukan deskrifsi etnografis. Ketiga hal ini terjadi selama proses penelitian terus menerus. Didalam membuat catatan etnografis ini, bisa mengunakan (a) prinsip identifikasi bahasa dan (b) prinsif harfiah, keduanya mempunyai tujuan tunggal yaitu mengurangi pengaruh kepandaian etnografer untuk menerjemahkan ketika membuat catatan etnografis. Beberapa jenis catatan lapangan antara lain : laporan ringkas, (b) laporan diperluas, (c)jurnal penelitian lapangan.

  1. Langkah ke 4; Mengajukan Pertanyaan Deskriptif.
Wawancara etnografis meliputi proses mengembangkan hubungan dan memperoleh informasi. Proses ini saling melengkapi , dengan terbangunnya hubungan, maka informan terdorong untuk menceritakan budaya yang dimilikinya. Sehingga informasi yang dibuthkan oleh etnografer bisa didapatkan. Dalam proses ini melewati tahapan keprihatinan – penjajagan – kerjasama – partisipasi.

  1. Langkah ke 5; Melakukan Analisis Wawancara Etnografis.
Analisis terhadap data wawancara harus dilakukan sebelum melakukan wawancara berikutnya. Analisis etnografis merujuk pada pengujian sistematis terhadap sesuatu yang menentukan bagian-bagiannya, hubungan diantara bagian-bagian, serta hubungan bagian-bagian itu dengan keseluruhannya, yang mengarah pada penemuan kerangka pengetahuan budaya. Ada banyak cara untuk menganalisis suatu fonemena. Domain adalah kategorisimbolik yang mencakup kategori-kategori lain. Sebuah domain terdiri dari batas, istilah tercakup, hubungan semantic dan istilah pencakup.

  1. Langkah ke 6; Membuat Analisis Domain
Ada beberapa langkah yang bisa digunakan dalam melakukan analisis domain :
(a)    Langkah 1, Memilih satu hubungan semantic tunggal, yaitu memulai dengan melihat hubungan semantic universal, kemudian focus pada kata benda dan pada kata kerja.
(b)   Langkah 2, Mempersiapkan Satu Lembar Kerja Analisis Domain, yaitu upaya memvisualisasikan istilah pencakup, hubungan semantic, istilah tercakup dan batas. Bisa dengan kertas kerja tersendiri untuk memasukkan informasi tertentu sebelum memulai pencarian yaitu (1) hubungan semantic yang dipilih, (2) statement dalam bentuk yang di ekspresikan, (3) contoh dari budaya anda kalimat yang memiliki istilah tercakup, hubungan semantic dan satu istilah pencakup
(c)    Langkah 3, Memilih satu sampel dari statement informan, yaitu pernyataan informan secara harfiah, bahkan fragmen-fragment pembicaraan dengan informan  secara partisipasi.
(d)   Langkah 4, Mencari sitilah pencakup dan istilah tercakup yang memungkinkan dan sesuai dengan hubungan semantic.
(e)    Langkah 5, Memformulasikan pertanyaan-pertanyaan structural untuk masing-masing domain.
(f)    Langkah 6, Membuat daftar untuk semua domain yang dihipotesiskan.

  1. Langkah ke 7; Mengajukan Pertanyaan Struktural.
Pertanyaan structural harus mempertimbangkan (a) prinsip konkuren yaitu bahwa yangpaling baik adalah mengganti berbagai type pertanyaan dalam masing-masing wawancara , (b) prinsip penjelasan, yaitu pertanyaan yang seringkali menuntut penjelasan, (c) prinsip pengulangan yaitu pertanyaan structural yang harus di ulang-ulang berkali-kali untuk memperoleh semua istilah tercakup dalam sebuah domain, (d) prinsip konteks yaitu informasi yang diberikan etnografer ketika mengajukanpertanyaan structural dalam rangka memberikan setting dimana domain itu menjaid relevan, (e) prinsip kerangka kerja budaya yaitu memastikan bahwa pertanyaan-pertanyaan structural yang diajukan harus dalam konteks budaya informan.  Harus diingat bahwa pertanyaan structural ini melengkapi bukan menggantikan pertanyaan deskriptif.

Type pertanyaan structural terdiri dari (a) pertanyaan pembuktian (b) pertanyaan istilah pencakup, (c) pertanyaan istilah tercakup, (d) pertanyaan kerangka substansi. Dari pertanyaan structural ini, sering menghasilkan daftar istilah-istilah penduduk asli. Sangat baik bila dituliskan pada kartu, kemudian dapat melakukan tri angulasi kepada informan.

  1. Langkah ke 8; Membuat Analisis Taksonomik.
Analisis taksonomik dilakukan untuk mengidentifikasi subset-subset dalam sebuah domain dan berbagai hubungan diantara subset tersebut. Dengan melakukan analisa taksonomik, maka kita akan menemukan struktur internal sebuah domain.

  1. Langkah ke 9; Mengajukan Pertanyaan Kontras.
Dari hasil analisis taksonomi diperoleh takson-takson. Berdasar dari takson-takson yang ada, dilakukan penelitian selanjutnya dengan mengajukan pertanyaan kontras kepada informan untuk mencari hubungan antara domain yang satu dengan domain yang lain, dan untuk mencari perbedaan-perbedaannya. Dengan mengetahui perbedaan tersebut, maka etnografer dapat memperoleh makna menyeluruh tentang informasi dari para informan.

  1. Langkah ke10, Membuat Analisis Komponen.
Analisis komponen merupakan suatu pencarian sistematik berbagai atribut (komponen makna) yang berhubungan dengan simbol-simbol budaya. Dalam analisis komponen, meliputi keseluruhan proses pencarian berbagai kontras, pemilihan berbagai kontras, mengelompokkannya sebagai dimensi kontras, danmemasukkan semua itu kedalam sebuah paradigm. Dengan kata lain, dari hasil pertanyaan kontras, peneliti menganalisis komponen-komponen yang terdapat didalam domain-domain. Dalam analisis komponen ini dipersiapkan lembar paradigma untuk mencari komponen menurut karakteristik dari setiap domain.

  1. Langkah ke 11; Menemukan Thema-Thema Budaya
Spradley mendefinisikan tema budaya sebagai prinsip kognitif yang bersifat tersirat maupun tersurat, berulang dalam sejumlah domain dan berperan sebagai suatu hubungan diantara berbagai sub sistem makna budaya. Untuk itu, tema-tema budaya memiliki (a) prinsip kognitif, yaitu peta kognitif yang membentuk suatu kebudayaan, (b) tersirat atau tersurat, yaitu yang tampak seperti pribahasa rakyat, motto, pepatah, atau ekspresi berulang, (c) tema sebagai hubungan,  yaitu menghubungkan berbagai sub system didalam kebudayaan.

  1. Langkah ke 12; Menulis Sebuah Etnografi
Cara terbaik untuk menulis sebuah etnografi adalah dengan membaca etnografi lain. Untuk itu, kita harus memilih etnografi yang ditulis dengan cara membuat budaya itu hidup sehinga membuat pembaca memahami orang-orang serta cara mereka hidup. Membaca etnografi yang baik selama proses penulisan, secara tidak langsung akan membuat tulisan kita membaik  tanpa kita sadari.

Beberapa tahapan pembuatan etnografi : Tahap 1, Statement-statement universal, (b) Tahap 2, Statement-statement deskriftif lintas budaya, (c) Tahap 3, Statement umum mengenai suatu masyarakat atau kelompok budaya, (d) Tahap 4, Statement umum mengenai suatu suasana budaya, (e) Tahap 5, Statement spesifik mengenai sebuah domain budaya dan (f) Tahap 6, Statement insiden sfesifik.
 Terdapat 12 langkah didalam penelitian etnografi. Kedua belas langkah tersebut diuraikan dalam langkah berikut :
  1. Langkah ke 1; Menetapkan Seorang Informan.
Menentukan informan awal secara langsung sebagai informan kunci. Seorang informan kunci yang baik memiliki prasyarat (1) enkulturasi penuh didalam masyarakat, (2) keterlibatan langsung, (3) suasana budaya yang tidak dikenal, (4) waktu yang cukup, (5) non analitis. Tidak semua informan yang diwawancarai akan memenuhi prasyarat tersebut, namun seorang informan kunci harus memiliki kelimanya.

  1. Langkah ke 2; Melakukan Wawancara Dengan Informan.
Wawancara etnografis merupakan peristiwa percakapan (speech event) yang khusus. Ciri-ciri wawancara etnografis adalah :
(1)   Tujuan Eksplisit, arah wawancara yang disampaikan oleh etnografer kepada informan. Dengan adanya tujuan dan arah ini, maka percakapan cenderung lebih formal, etnografer dapat mengontrol pembicaraan sehingga temuan terhadap budaya informan bisa dilakukan.
(2)   Penjelasan etnografis, diantaranya (a) penjelasan tujuan proyek penelitian penggalian budaya, (b) penjelasan perekaman wawancara baik tulisan maupun digital, (c) penjelasan bahasa asli, mendorong informan  mengunakan suasana budaya informan sendiri, (d) penjelasan wawancara, terkait model wawancara yang akan dilakukan, misalnya pembuatan peta, menseleksi istilah dalam kartu, dll, (e) penjelasan pertanyaan yang digunakan.
(3)   Pertanyaan etnografis, terdiri dari (a) pertanyaan deskriftif, adalah pertanyaan yang minta informan menjelaskan/mendeskripsikan tentang suatu topic tertentu,  (b) pertanyaan structural yaitu pertanyaan yang memungkinkan etnografer untuk menemukan informasi domain unsure-unsur dasar dalam budaya seseorang, (c) pertanyaan kontras, digunakan untuk menemukan perbedaan antara berbagai objek atau topik maupun peristiwa didalam dunia informan.

  1. Langkah ke 3; Membuat Catatan Etnografis.
Catatan etnografis meliputi catatan lapangan, alat perekam, gambar, artefak, dan benda lain yang mendokumentasikan suasana budaya yang dipelajari. Catatan etnografis ini diambil dari berbagai peristiwa yang terjadi didalam masyarakat dalam suatu periode tertentu, yang meliputi  berbagai tanggapan informan  terhadap etnografer dengan berbagai pertanyaan, tes dan perlengkapannya. Pembuatan catatan etnografis melalui proses dari penemuan etnografis, ke membuat sebuah catatan etnografis, dan kemudian melakukan deskrifsi etnografis. Ketiga hal ini terjadi selama proses penelitian terus menerus. Didalam membuat catatan etnografis ini, bisa mengunakan (a) prinsip identifikasi bahasa dan (b) prinsif harfiah, keduanya mempunyai tujuan tunggal yaitu mengurangi pengaruh kepandaian etnografer untuk menerjemahkan ketika membuat catatan etnografis. Beberapa jenis catatan lapangan antara lain : laporan ringkas, (b) laporan diperluas, (c)jurnal penelitian lapangan.

  1. Langkah ke 4; Mengajukan Pertanyaan Deskriptif.
Wawancara etnografis meliputi proses mengembangkan hubungan dan memperoleh informasi. Proses ini saling melengkapi , dengan terbangunnya hubungan, maka informan terdorong untuk menceritakan budaya yang dimilikinya. Sehingga informasi yang dibuthkan oleh etnografer bisa didapatkan. Dalam proses ini melewati tahapan keprihatinan – penjajagan – kerjasama – partisipasi.

  1. Langkah ke 5; Melakukan Analisis Wawancara Etnografis.
Analisis terhadap data wawancara harus dilakukan sebelum melakukan wawancara berikutnya. Analisis etnografis merujuk pada pengujian sistematis terhadap sesuatu yang menentukan bagian-bagiannya, hubungan diantara bagian-bagian, serta hubungan bagian-bagian itu dengan keseluruhannya, yang mengarah pada penemuan kerangka pengetahuan budaya. Ada banyak cara untuk menganalisis suatu fonemena. Domain adalah kategorisimbolik yang mencakup kategori-kategori lain. Sebuah domain terdiri dari batas, istilah tercakup, hubungan semantic dan istilah pencakup.

  1. Langkah ke 6; Membuat Analisis Domain
Ada beberapa langkah yang bisa digunakan dalam melakukan analisis domain :
(a)    Langkah 1, Memilih satu hubungan semantic tunggal, yaitu memulai dengan melihat hubungan semantic universal, kemudian focus pada kata benda dan pada kata kerja.
(b)   Langkah 2, Mempersiapkan Satu Lembar Kerja Analisis Domain, yaitu upaya memvisualisasikan istilah pencakup, hubungan semantic, istilah tercakup dan batas. Bisa dengan kertas kerja tersendiri untuk memasukkan informasi tertentu sebelum memulai pencarian yaitu (1) hubungan semantic yang dipilih, (2) statement dalam bentuk yang di ekspresikan, (3) contoh dari budaya anda kalimat yang memiliki istilah tercakup, hubungan semantic dan satu istilah pencakup
(c)    Langkah 3, Memilih satu sampel dari statement informan, yaitu pernyataan informan secara harfiah, bahkan fragmen-fragment pembicaraan dengan informan  secara partisipasi.
(d)   Langkah 4, Mencari sitilah pencakup dan istilah tercakup yang memungkinkan dan sesuai dengan hubungan semantic.
(e)    Langkah 5, Memformulasikan pertanyaan-pertanyaan structural untuk masing-masing domain.
(f)    Langkah 6, Membuat daftar untuk semua domain yang dihipotesiskan.

  1. Langkah ke 7; Mengajukan Pertanyaan Struktural.
Pertanyaan structural harus mempertimbangkan (a) prinsip konkuren yaitu bahwa yangpaling baik adalah mengganti berbagai type pertanyaan dalam masing-masing wawancara , (b) prinsip penjelasan, yaitu pertanyaan yang seringkali menuntut penjelasan, (c) prinsip pengulangan yaitu pertanyaan structural yang harus di ulang-ulang berkali-kali untuk memperoleh semua istilah tercakup dalam sebuah domain, (d) prinsip konteks yaitu informasi yang diberikan etnografer ketika mengajukanpertanyaan structural dalam rangka memberikan setting dimana domain itu menjaid relevan, (e) prinsip kerangka kerja budaya yaitu memastikan bahwa pertanyaan-pertanyaan structural yang diajukan harus dalam konteks budaya informan.  Harus diingat bahwa pertanyaan structural ini melengkapi bukan menggantikan pertanyaan deskriptif.

Type pertanyaan structural terdiri dari (a) pertanyaan pembuktian (b) pertanyaan istilah pencakup, (c) pertanyaan istilah tercakup, (d) pertanyaan kerangka substansi. Dari pertanyaan structural ini, sering menghasilkan daftar istilah-istilah penduduk asli. Sangat baik bila dituliskan pada kartu, kemudian dapat melakukan tri angulasi kepada informan.

  1. Langkah ke 8; Membuat Analisis Taksonomik.
Analisis taksonomik dilakukan untuk mengidentifikasi subset-subset dalam sebuah domain dan berbagai hubungan diantara subset tersebut. Dengan melakukan analisa taksonomik, maka kita akan menemukan struktur internal sebuah domain.

  1. Langkah ke 9; Mengajukan Pertanyaan Kontras.
Dari hasil analisis taksonomi diperoleh takson-takson. Berdasar dari takson-takson yang ada, dilakukan penelitian selanjutnya dengan mengajukan pertanyaan kontras kepada informan untuk mencari hubungan antara domain yang satu dengan domain yang lain, dan untuk mencari perbedaan-perbedaannya. Dengan mengetahui perbedaan tersebut, maka etnografer dapat memperoleh makna menyeluruh tentang informasi dari para informan.

  1. Langkah ke10, Membuat Analisis Komponen.
Analisis komponen merupakan suatu pencarian sistematik berbagai atribut (komponen makna) yang berhubungan dengan simbol-simbol budaya. Dalam analisis komponen, meliputi keseluruhan proses pencarian berbagai kontras, pemilihan berbagai kontras, mengelompokkannya sebagai dimensi kontras, danmemasukkan semua itu kedalam sebuah paradigm. Dengan kata lain, dari hasil pertanyaan kontras, peneliti menganalisis komponen-komponen yang terdapat didalam domain-domain. Dalam analisis komponen ini dipersiapkan lembar paradigma untuk mencari komponen menurut karakteristik dari setiap domain.

  1. Langkah ke 11; Menemukan Thema-Thema Budaya
Spradley mendefinisikan tema budaya sebagai prinsip kognitif yang bersifat tersirat maupun tersurat, berulang dalam sejumlah domain dan berperan sebagai suatu hubungan diantara berbagai sub sistem makna budaya. Untuk itu, tema-tema budaya memiliki (a) prinsip kognitif, yaitu peta kognitif yang membentuk suatu kebudayaan, (b) tersirat atau tersurat, yaitu yang tampak seperti pribahasa rakyat, motto, pepatah, atau ekspresi berulang, (c) tema sebagai hubungan,  yaitu menghubungkan berbagai sub system didalam kebudayaan.

  1. Langkah ke 12; Menulis Sebuah Etnografi
Cara terbaik untuk menulis sebuah etnografi adalah dengan membaca etnografi lain. Untuk itu, kita harus memilih etnografi yang ditulis dengan cara membuat budaya itu hidup sehinga membuat pembaca memahami orang-orang serta cara mereka hidup. Membaca etnografi yang baik selama proses penulisan, secara tidak langsung akan membuat tulisan kita membaik  tanpa kita sadari.

Beberapa tahapan pembuatan etnografi : Tahap 1, Statement-statement universal, (b) Tahap 2, Statement-statement deskriftif lintas budaya, (c) Tahap 3, Statement umum mengenai suatu masyarakat atau kelompok budaya, (d) Tahap 4, Statement umum mengenai suatu suasana budaya, (e) Tahap 5, Statement spesifik mengenai sebuah domain budaya dan (f) Tahap 6, Statement insiden sfesifik.

Share:

BTemplates.com

Generasi Padi

Generasi Padi
Nassau

Total Tayangan Halaman

Rumah Kami

Rumah Kami
Porsea
@barunkbijiapikatamata. Diberdayakan oleh Blogger.

Mata yang Berbicara

Mata yang Berbicara
Canon 600D

Daftar Blog Saya

Translate

Pengikut

Labels