Oleh Wina Khairina[1]
[1] Lampiran
Tesis Wina Khairina, Konfik Agraria Desa Pergulaan VS PT. London Sumatera
Indonesia Tbk, Tesis, sekolah Pasca Sarjana Antropologi Sosial, UNIMED, 2013,
tidak di terbitkan. Disarikan dari Spradley, James, 1997. Metode Etnografi, Yogyakarta, PT. Tiara Wacana Yogya.
Terdapat 12 langkah didalam penelitian
etnografi. Kedua belas langkah tersebut diuraikan dalam langkah berikut :
- Langkah ke 1;
Menetapkan Seorang Informan.
Menentukan informan awal secara langsung sebagai informan kunci.
Seorang informan kunci yang baik memiliki prasyarat (1) enkulturasi penuh
didalam masyarakat, (2) keterlibatan langsung, (3) suasana budaya yang tidak
dikenal, (4) waktu yang cukup, (5) non analitis. Tidak semua informan yang
diwawancarai akan memenuhi prasyarat tersebut, namun seorang informan kunci
harus memiliki kelimanya.
- Langkah ke 2;
Melakukan Wawancara Dengan Informan.
Wawancara etnografis merupakan peristiwa percakapan (speech event)
yang khusus. Ciri-ciri wawancara etnografis adalah :
(1)
Tujuan Eksplisit, arah
wawancara yang disampaikan oleh etnografer kepada informan. Dengan adanya
tujuan dan arah ini, maka percakapan cenderung lebih formal, etnografer dapat
mengontrol pembicaraan sehingga temuan terhadap budaya informan bisa dilakukan.
(2)
Penjelasan etnografis,
diantaranya (a) penjelasan tujuan proyek penelitian penggalian budaya, (b)
penjelasan perekaman wawancara baik tulisan maupun digital, (c) penjelasan
bahasa asli, mendorong informan
mengunakan suasana budaya informan sendiri, (d) penjelasan wawancara,
terkait model wawancara yang akan dilakukan, misalnya pembuatan peta,
menseleksi istilah dalam kartu, dll, (e) penjelasan pertanyaan yang digunakan.
(3)
Pertanyaan etnografis, terdiri
dari (a) pertanyaan deskriftif, adalah pertanyaan yang minta informan
menjelaskan/mendeskripsikan tentang suatu topic tertentu, (b) pertanyaan structural yaitu pertanyaan
yang memungkinkan etnografer untuk menemukan informasi domain unsure-unsur
dasar dalam budaya seseorang, (c) pertanyaan kontras, digunakan untuk menemukan
perbedaan antara berbagai objek atau topik maupun peristiwa didalam dunia
informan.
- Langkah ke 3; Membuat
Catatan Etnografis.
Catatan etnografis meliputi catatan lapangan, alat perekam, gambar,
artefak, dan benda lain yang mendokumentasikan suasana budaya yang dipelajari.
Catatan etnografis ini diambil dari berbagai peristiwa yang terjadi didalam
masyarakat dalam suatu periode tertentu, yang meliputi berbagai tanggapan informan terhadap etnografer dengan berbagai
pertanyaan, tes dan perlengkapannya. Pembuatan catatan etnografis melalui
proses dari penemuan etnografis, ke membuat sebuah catatan etnografis, dan
kemudian melakukan deskrifsi etnografis. Ketiga hal ini terjadi selama proses
penelitian terus menerus. Didalam membuat catatan etnografis ini, bisa
mengunakan (a) prinsip identifikasi bahasa dan (b) prinsif harfiah, keduanya
mempunyai tujuan tunggal yaitu mengurangi pengaruh kepandaian etnografer untuk
menerjemahkan ketika membuat catatan etnografis. Beberapa jenis catatan
lapangan antara lain : laporan ringkas, (b) laporan diperluas, (c)jurnal penelitian
lapangan.
- Langkah ke 4;
Mengajukan Pertanyaan Deskriptif.
Wawancara etnografis meliputi proses mengembangkan hubungan dan
memperoleh informasi. Proses ini saling melengkapi , dengan terbangunnya
hubungan, maka informan terdorong untuk menceritakan budaya yang dimilikinya.
Sehingga informasi yang dibuthkan oleh etnografer bisa didapatkan. Dalam proses
ini melewati tahapan keprihatinan – penjajagan – kerjasama – partisipasi.
- Langkah ke 5;
Melakukan Analisis Wawancara Etnografis.
Analisis terhadap data wawancara harus dilakukan sebelum melakukan
wawancara berikutnya. Analisis etnografis merujuk pada pengujian sistematis
terhadap sesuatu yang menentukan bagian-bagiannya, hubungan diantara
bagian-bagian, serta hubungan bagian-bagian itu dengan keseluruhannya, yang
mengarah pada penemuan kerangka pengetahuan budaya. Ada banyak cara untuk
menganalisis suatu fonemena. Domain adalah kategorisimbolik yang mencakup
kategori-kategori lain. Sebuah domain terdiri dari batas, istilah tercakup,
hubungan semantic dan istilah pencakup.
- Langkah ke 6; Membuat
Analisis Domain
Ada beberapa langkah yang bisa digunakan dalam melakukan analisis
domain :
(a)
Langkah 1, Memilih satu
hubungan semantic tunggal, yaitu memulai dengan melihat hubungan semantic
universal, kemudian focus pada kata benda dan pada kata kerja.
(b)
Langkah 2, Mempersiapkan Satu
Lembar Kerja Analisis Domain, yaitu upaya memvisualisasikan istilah pencakup,
hubungan semantic, istilah tercakup dan batas. Bisa dengan kertas kerja
tersendiri untuk memasukkan informasi tertentu sebelum memulai pencarian yaitu
(1) hubungan semantic yang dipilih, (2) statement dalam bentuk yang di
ekspresikan, (3) contoh dari budaya anda kalimat yang memiliki istilah
tercakup, hubungan semantic dan satu istilah pencakup
(c)
Langkah 3, Memilih satu sampel
dari statement informan, yaitu pernyataan informan secara harfiah, bahkan
fragmen-fragment pembicaraan dengan informan
secara partisipasi.
(d)
Langkah 4, Mencari sitilah
pencakup dan istilah tercakup yang memungkinkan dan sesuai dengan hubungan
semantic.
(e)
Langkah 5, Memformulasikan
pertanyaan-pertanyaan structural untuk masing-masing domain.
(f)
Langkah 6, Membuat daftar untuk
semua domain yang dihipotesiskan.
- Langkah ke 7;
Mengajukan Pertanyaan Struktural.
Pertanyaan structural harus mempertimbangkan (a) prinsip konkuren
yaitu bahwa yangpaling baik adalah mengganti berbagai type pertanyaan dalam masing-masing
wawancara , (b) prinsip penjelasan, yaitu pertanyaan yang seringkali menuntut
penjelasan, (c) prinsip pengulangan yaitu pertanyaan structural yang harus di
ulang-ulang berkali-kali untuk memperoleh semua istilah tercakup dalam sebuah
domain, (d) prinsip konteks yaitu informasi yang diberikan etnografer ketika
mengajukanpertanyaan structural dalam rangka memberikan setting dimana domain
itu menjaid relevan, (e) prinsip kerangka kerja budaya yaitu memastikan bahwa
pertanyaan-pertanyaan structural yang diajukan harus dalam konteks budaya
informan. Harus diingat bahwa pertanyaan
structural ini melengkapi bukan menggantikan pertanyaan deskriptif.
Type pertanyaan structural terdiri dari (a) pertanyaan pembuktian
(b) pertanyaan istilah pencakup, (c) pertanyaan istilah tercakup, (d)
pertanyaan kerangka substansi. Dari pertanyaan structural ini, sering
menghasilkan daftar istilah-istilah penduduk asli. Sangat baik bila dituliskan
pada kartu, kemudian dapat melakukan tri angulasi kepada informan.
- Langkah ke 8; Membuat
Analisis Taksonomik.
Analisis taksonomik dilakukan untuk mengidentifikasi subset-subset
dalam sebuah domain dan berbagai hubungan diantara subset tersebut. Dengan
melakukan analisa taksonomik, maka kita akan menemukan struktur internal sebuah
domain.
- Langkah ke 9;
Mengajukan Pertanyaan Kontras.
Dari hasil analisis taksonomi diperoleh takson-takson. Berdasar dari
takson-takson yang ada, dilakukan penelitian selanjutnya dengan mengajukan
pertanyaan kontras kepada informan untuk mencari hubungan antara domain yang
satu dengan domain yang lain, dan untuk mencari perbedaan-perbedaannya. Dengan
mengetahui perbedaan tersebut, maka etnografer dapat memperoleh makna
menyeluruh tentang informasi dari para informan.
- Langkah ke10, Membuat
Analisis Komponen.
Analisis komponen merupakan suatu pencarian sistematik berbagai
atribut (komponen makna) yang berhubungan dengan simbol-simbol budaya. Dalam analisis komponen, meliputi
keseluruhan proses pencarian berbagai kontras, pemilihan berbagai kontras,
mengelompokkannya sebagai dimensi kontras, danmemasukkan semua itu kedalam sebuah
paradigm. Dengan kata lain, dari hasil pertanyaan kontras, peneliti menganalisis
komponen-komponen yang terdapat didalam domain-domain. Dalam analisis komponen
ini dipersiapkan lembar paradigma untuk mencari komponen menurut karakteristik
dari setiap domain.
- Langkah ke 11;
Menemukan Thema-Thema Budaya
Spradley mendefinisikan tema budaya sebagai prinsip kognitif yang
bersifat tersirat maupun tersurat, berulang dalam sejumlah domain dan berperan
sebagai suatu hubungan diantara berbagai sub sistem makna budaya. Untuk itu,
tema-tema budaya memiliki (a) prinsip kognitif, yaitu peta kognitif yang
membentuk suatu kebudayaan, (b) tersirat atau tersurat, yaitu yang tampak
seperti pribahasa rakyat, motto, pepatah, atau ekspresi berulang, (c) tema
sebagai hubungan, yaitu menghubungkan
berbagai sub system didalam kebudayaan.
- Langkah ke 12;
Menulis Sebuah Etnografi
Cara terbaik untuk menulis sebuah etnografi adalah dengan membaca
etnografi lain. Untuk itu, kita harus memilih etnografi yang ditulis dengan
cara membuat budaya itu hidup sehinga membuat pembaca memahami orang-orang
serta cara mereka hidup. Membaca etnografi yang baik selama proses penulisan,
secara tidak langsung akan membuat tulisan kita membaik tanpa kita sadari.
Beberapa tahapan pembuatan etnografi : Tahap 1, Statement-statement
universal, (b) Tahap 2, Statement-statement deskriftif lintas budaya, (c) Tahap 3, Statement umum mengenai suatu masyarakat atau kelompok
budaya, (d) Tahap
4, Statement umum mengenai suatu suasana budaya, (e) Tahap 5, Statement spesifik mengenai sebuah
domain budaya dan (f) Tahap 6, Statement insiden sfesifik.
- Langkah ke 1;
Menetapkan Seorang Informan.
Menentukan informan awal secara langsung sebagai informan kunci.
Seorang informan kunci yang baik memiliki prasyarat (1) enkulturasi penuh
didalam masyarakat, (2) keterlibatan langsung, (3) suasana budaya yang tidak
dikenal, (4) waktu yang cukup, (5) non analitis. Tidak semua informan yang
diwawancarai akan memenuhi prasyarat tersebut, namun seorang informan kunci
harus memiliki kelimanya.
- Langkah ke 2;
Melakukan Wawancara Dengan Informan.
Wawancara etnografis merupakan peristiwa percakapan (speech event)
yang khusus. Ciri-ciri wawancara etnografis adalah :
(1)
Tujuan Eksplisit, arah
wawancara yang disampaikan oleh etnografer kepada informan. Dengan adanya
tujuan dan arah ini, maka percakapan cenderung lebih formal, etnografer dapat
mengontrol pembicaraan sehingga temuan terhadap budaya informan bisa dilakukan.
(2)
Penjelasan etnografis,
diantaranya (a) penjelasan tujuan proyek penelitian penggalian budaya, (b)
penjelasan perekaman wawancara baik tulisan maupun digital, (c) penjelasan
bahasa asli, mendorong informan
mengunakan suasana budaya informan sendiri, (d) penjelasan wawancara,
terkait model wawancara yang akan dilakukan, misalnya pembuatan peta,
menseleksi istilah dalam kartu, dll, (e) penjelasan pertanyaan yang digunakan.
(3)
Pertanyaan etnografis, terdiri
dari (a) pertanyaan deskriftif, adalah pertanyaan yang minta informan
menjelaskan/mendeskripsikan tentang suatu topic tertentu, (b) pertanyaan structural yaitu pertanyaan
yang memungkinkan etnografer untuk menemukan informasi domain unsure-unsur
dasar dalam budaya seseorang, (c) pertanyaan kontras, digunakan untuk menemukan
perbedaan antara berbagai objek atau topik maupun peristiwa didalam dunia
informan.
- Langkah ke 3; Membuat
Catatan Etnografis.
Catatan etnografis meliputi catatan lapangan, alat perekam, gambar,
artefak, dan benda lain yang mendokumentasikan suasana budaya yang dipelajari.
Catatan etnografis ini diambil dari berbagai peristiwa yang terjadi didalam
masyarakat dalam suatu periode tertentu, yang meliputi berbagai tanggapan informan terhadap etnografer dengan berbagai
pertanyaan, tes dan perlengkapannya. Pembuatan catatan etnografis melalui
proses dari penemuan etnografis, ke membuat sebuah catatan etnografis, dan
kemudian melakukan deskrifsi etnografis. Ketiga hal ini terjadi selama proses
penelitian terus menerus. Didalam membuat catatan etnografis ini, bisa
mengunakan (a) prinsip identifikasi bahasa dan (b) prinsif harfiah, keduanya
mempunyai tujuan tunggal yaitu mengurangi pengaruh kepandaian etnografer untuk
menerjemahkan ketika membuat catatan etnografis. Beberapa jenis catatan
lapangan antara lain : laporan ringkas, (b) laporan diperluas, (c)jurnal penelitian
lapangan.
- Langkah ke 4;
Mengajukan Pertanyaan Deskriptif.
Wawancara etnografis meliputi proses mengembangkan hubungan dan
memperoleh informasi. Proses ini saling melengkapi , dengan terbangunnya
hubungan, maka informan terdorong untuk menceritakan budaya yang dimilikinya.
Sehingga informasi yang dibuthkan oleh etnografer bisa didapatkan. Dalam proses
ini melewati tahapan keprihatinan – penjajagan – kerjasama – partisipasi.
- Langkah ke 5;
Melakukan Analisis Wawancara Etnografis.
Analisis terhadap data wawancara harus dilakukan sebelum melakukan
wawancara berikutnya. Analisis etnografis merujuk pada pengujian sistematis
terhadap sesuatu yang menentukan bagian-bagiannya, hubungan diantara
bagian-bagian, serta hubungan bagian-bagian itu dengan keseluruhannya, yang
mengarah pada penemuan kerangka pengetahuan budaya. Ada banyak cara untuk
menganalisis suatu fonemena. Domain adalah kategorisimbolik yang mencakup
kategori-kategori lain. Sebuah domain terdiri dari batas, istilah tercakup,
hubungan semantic dan istilah pencakup.
- Langkah ke 6; Membuat
Analisis Domain
Ada beberapa langkah yang bisa digunakan dalam melakukan analisis
domain :
(a)
Langkah 1, Memilih satu
hubungan semantic tunggal, yaitu memulai dengan melihat hubungan semantic
universal, kemudian focus pada kata benda dan pada kata kerja.
(b)
Langkah 2, Mempersiapkan Satu
Lembar Kerja Analisis Domain, yaitu upaya memvisualisasikan istilah pencakup,
hubungan semantic, istilah tercakup dan batas. Bisa dengan kertas kerja
tersendiri untuk memasukkan informasi tertentu sebelum memulai pencarian yaitu
(1) hubungan semantic yang dipilih, (2) statement dalam bentuk yang di
ekspresikan, (3) contoh dari budaya anda kalimat yang memiliki istilah
tercakup, hubungan semantic dan satu istilah pencakup
(c)
Langkah 3, Memilih satu sampel
dari statement informan, yaitu pernyataan informan secara harfiah, bahkan
fragmen-fragment pembicaraan dengan informan
secara partisipasi.
(d)
Langkah 4, Mencari sitilah
pencakup dan istilah tercakup yang memungkinkan dan sesuai dengan hubungan
semantic.
(e)
Langkah 5, Memformulasikan
pertanyaan-pertanyaan structural untuk masing-masing domain.
(f)
Langkah 6, Membuat daftar untuk
semua domain yang dihipotesiskan.
- Langkah ke 7;
Mengajukan Pertanyaan Struktural.
Pertanyaan structural harus mempertimbangkan (a) prinsip konkuren
yaitu bahwa yangpaling baik adalah mengganti berbagai type pertanyaan dalam masing-masing
wawancara , (b) prinsip penjelasan, yaitu pertanyaan yang seringkali menuntut
penjelasan, (c) prinsip pengulangan yaitu pertanyaan structural yang harus di
ulang-ulang berkali-kali untuk memperoleh semua istilah tercakup dalam sebuah
domain, (d) prinsip konteks yaitu informasi yang diberikan etnografer ketika
mengajukanpertanyaan structural dalam rangka memberikan setting dimana domain
itu menjaid relevan, (e) prinsip kerangka kerja budaya yaitu memastikan bahwa
pertanyaan-pertanyaan structural yang diajukan harus dalam konteks budaya
informan. Harus diingat bahwa pertanyaan
structural ini melengkapi bukan menggantikan pertanyaan deskriptif.
Type pertanyaan structural terdiri dari (a) pertanyaan pembuktian
(b) pertanyaan istilah pencakup, (c) pertanyaan istilah tercakup, (d)
pertanyaan kerangka substansi. Dari pertanyaan structural ini, sering
menghasilkan daftar istilah-istilah penduduk asli. Sangat baik bila dituliskan
pada kartu, kemudian dapat melakukan tri angulasi kepada informan.
- Langkah ke 8; Membuat
Analisis Taksonomik.
Analisis taksonomik dilakukan untuk mengidentifikasi subset-subset
dalam sebuah domain dan berbagai hubungan diantara subset tersebut. Dengan
melakukan analisa taksonomik, maka kita akan menemukan struktur internal sebuah
domain.
- Langkah ke 9;
Mengajukan Pertanyaan Kontras.
Dari hasil analisis taksonomi diperoleh takson-takson. Berdasar dari
takson-takson yang ada, dilakukan penelitian selanjutnya dengan mengajukan
pertanyaan kontras kepada informan untuk mencari hubungan antara domain yang
satu dengan domain yang lain, dan untuk mencari perbedaan-perbedaannya. Dengan
mengetahui perbedaan tersebut, maka etnografer dapat memperoleh makna
menyeluruh tentang informasi dari para informan.
- Langkah ke10, Membuat
Analisis Komponen.
Analisis komponen merupakan suatu pencarian sistematik berbagai
atribut (komponen makna) yang berhubungan dengan simbol-simbol budaya. Dalam analisis komponen, meliputi
keseluruhan proses pencarian berbagai kontras, pemilihan berbagai kontras,
mengelompokkannya sebagai dimensi kontras, danmemasukkan semua itu kedalam sebuah
paradigm. Dengan kata lain, dari hasil pertanyaan kontras, peneliti menganalisis
komponen-komponen yang terdapat didalam domain-domain. Dalam analisis komponen
ini dipersiapkan lembar paradigma untuk mencari komponen menurut karakteristik
dari setiap domain.
- Langkah ke 11;
Menemukan Thema-Thema Budaya
Spradley mendefinisikan tema budaya sebagai prinsip kognitif yang
bersifat tersirat maupun tersurat, berulang dalam sejumlah domain dan berperan
sebagai suatu hubungan diantara berbagai sub sistem makna budaya. Untuk itu,
tema-tema budaya memiliki (a) prinsip kognitif, yaitu peta kognitif yang
membentuk suatu kebudayaan, (b) tersirat atau tersurat, yaitu yang tampak
seperti pribahasa rakyat, motto, pepatah, atau ekspresi berulang, (c) tema
sebagai hubungan, yaitu menghubungkan
berbagai sub system didalam kebudayaan.
- Langkah ke 12;
Menulis Sebuah Etnografi
Cara terbaik untuk menulis sebuah etnografi adalah dengan membaca
etnografi lain. Untuk itu, kita harus memilih etnografi yang ditulis dengan
cara membuat budaya itu hidup sehinga membuat pembaca memahami orang-orang
serta cara mereka hidup. Membaca etnografi yang baik selama proses penulisan,
secara tidak langsung akan membuat tulisan kita membaik tanpa kita sadari.
Beberapa tahapan pembuatan etnografi : Tahap 1, Statement-statement
universal, (b) Tahap 2, Statement-statement deskriftif lintas budaya, (c) Tahap 3, Statement umum mengenai suatu masyarakat atau kelompok
budaya, (d) Tahap
4, Statement umum mengenai suatu suasana budaya, (e) Tahap 5, Statement spesifik mengenai sebuah
domain budaya dan (f) Tahap 6, Statement insiden sfesifik.
Thanks sudah publish, Boy. Kadang-kadang jadi cara cepat buat menemukan kembali dokumen ini hehhe
BalasHapus