BOY RAJA P. MARPAUNG, SH & REKAN

Minggu, 03 April 2016

Belajar Filsafat Alam Bersama Anna

Judul buku      : Dunia Anna
Penulis             : Jostein Gaarder
Cetakan           : I, Oktober 2014
Tebal               : 244 Halaman
Penerbit           : Mizan

            Buku ini merupakan sebuah nofel fiksi tentang filsafat alam. Dalam baku ini, Gaarder menggambarkan sosok seorang gadis perempuan bernama Anna Nyrud yang akan memasuki usia 16 tahun. Di balik kepolosan gadis ini terdapat keunikan yang sangat luar biasa di dalam kepalanya. Dia bisa masuk dalam khayalannya dan melihat kondisi bumi 70 tahun kedepannya. Sampai-sampai orang tuanya menganggap ada kelainan jiwa pada dirinya dan membawa dia ke psikiater.
            Tentu dia bukan orang yang sedang sakit, bahkan Benjamin, dokter yang memeriksanya menyebutkan bahwa Anna merupakan gadis yang sangat kritis dan mencintai bumi dan segala isinya. Kegelisahannya terhadap kondisi bumi yang telah mengalami kehancuran membuat dia mempertanyakan nasib bumi kedepannya sampai akhirnya masuk ke atroposen. Mempertanyakan perubahan iklim sampai akhirnya menghayalkan pengadilan iklim yang didirikan di Deen Haag.
            Bukan hanya itu, Anna dan kekasihnya Jonas juga mengkritisi bagaimana manusia bisa hidup santai dengan sebuah kondisi bumi yang semakin panas akibat pengrusakan lapisan ozon melalui penambangan minyak bumi serta keberadaan pesawat terbang, mesin pabrik dan pembangunan yang sangat massal. Mereka juga bingung mengapa manusia lebih ingat nama pemain bola atau nama makanan ketimbang nama-na flora dan fauna contohnya saja kutu daun. Berapa jumlah kutu daun di bumi dan bagaimana jenisnya manusia tidak pernah tahu.
            Anna akan berulang tahun dua hari lagi tepat pada tanggal 12.12.12, dia di warisi cincin rubbi berwarna biru yang merupakan warisan dari nenerk moyang mereka ratusan tahun lalu. Cincin itu juga membawa dia jauh kedalam khayalannya pada tahun 2087 mendatang. Disana dia bernama Olla dan di tuntut oleh cicit buyutnya bernama Nova Nyrud  yang sudah sangat sedih melihat kondisi bumi yang sangat parah dan tidak layak huni lagi.
            Anna hanya tidak ingin meninggalkan sesuatu yang buruk terhadap pewarisnya di bumi ini kelak, sama seperti Nova menuntunya dalam khayalannya. Berdasarkan saran Benjamin, maka Anna dan Jonas sepakat untuk mendirikan sebuah organisasi lingkungan di sekolah dan memipikan akan adanya pendanaan bagi setiap  flora dan fauna di bumi ini. Mereka merencanakan sebuah penyelamatan sebanyak 1001 jenis flora dan fauna.
            Dengan menikmati khayalannya di masa depan, Anna banyak belajar dan lebih peduli terhadap kondisi iklim di bumi, baik kondisi hutan maupun pola hidup manusia yang juga sangat sarat pada perbudakan yang di sebut Anna dengan “Budak Energi”. Sikaya yang selalu memperkaya dirinya dengan menguras kekayaan bumi, sementara si miskin akan tetap miskin dan menjadi budak enegi.
            Kontradiski pemikiran Anna terkadang membuat kekasihnya Jonas sangat bingung, bukan hanya Jonas bahkan terkadang Anna juga merasa dirinya memang benar sakit dan mempertanyakannya kembali statusnya kepada Benjamin. Namun Benjamin kembali menegaskan kepadanya bahwa dia bukan orang yang sakit melainkan unik dan kritis. Pengalaman itu di dapat Benjamin sendiri dari anak perempuannya Ester yang memiliki kesamaan dengan Anna ketika seumurannya.
            Kini Ester telah memiliki anak dan dia bekerja di PBB di bagian keadilan pangan. Kebetulan dia ditangkap di Somalia oleh para teroris yang protes atas perencanaan pengeboran minyak di sekitaran perairan Somalia. Namun akhirnya Ester di lepaskan oleh para penyanderanya.
            Dari hal ini juga Anna banyak belajar bahwasanya, banyak manusia menjadi berbuat jahat karena ketamakan dan kerakusan orang lain. Sebenarnya semua negara ini merasakah kesejahterhaan, namaun dengan mngeksploitasi habis-habisan bumi ini bukan lah alasan sebauh negara maju untuk mengkambinghitamkan kemiskinan. Tidak pantas mereka menyatakan demi mengurangi kemiskinan maka mereka menyedot minyak bumi sebanyak-banyaknya.
            Anna menghayalkan suatu saat di pengadilan iklim di Deen Haag, Nova akan menyatakan kesaksiaan yang di hadiri kekasihnya dengan meninggalkan pesan yang sangat bermanfaat bagi masa depan bumi dan merupakan teguran bagi penguasa untuk menghentikan cacat logika atas pengerusakan iklim, demikian kesaksian mereka :
            “Kami masih muda. Kami bersaksi bahwa krisis iklim bukanlah sebuah konflik antar bangsa. Hanya ada satu atmosfer, dan dari luar angkasa tidak dapat dibedakan batas-batas negara. Yang saling berhadapan dengan konflik ini ialah generasi-generasi, dan kami sebagai generasi muda saat ini adalah korban dari semua bencana iklim”
           

*Boy Raja Pangihutan Marpaung  (Permerhati Lingkungan)
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

BTemplates.com

Generasi Padi

Generasi Padi
Nassau

Total Tayangan Halaman

Rumah Kami

Rumah Kami
Porsea
@barunkbijiapikatamata. Diberdayakan oleh Blogger.

Mata yang Berbicara

Mata yang Berbicara
Canon 600D

Daftar Blog Saya

Translate

Pengikut

Labels